Minggu, 07 Juni 2020

Pentingnya Kecakapan Literasi Baca-Tulis di Abad-21 Bersama IGI dan Kanal Sagusablog

Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Masyarakat abad-21 mengalami perubahan yang sangat signifikan dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mengalami lonjakan begitu cepat. Masyarakat abad 21 dimanjakan dengan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, laptop dan smartphone dengan fasilitas internet sehingga informasi dengan mudah dan cepat diketahui walaupun jaraknya jauh di belahan bumi yang lain.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut mengubah gaya hidup masyarakat abad 21 diberbagai sektor kehidupan, baik sosial, politik, budaya, hukum, ekonomi maupun pendidikan. Banyaknya informasi yang tersebar mewarnai kehidupan masyarakat abad-21. Informasi-informasi tersebut dapat diakses kapan saja dan dimana saja melalui smartphone. Informasi-informasi tersebut bisa berupa kata-kata, angka-angka maupun simbol-simbol yang dikemas dalam bentuk digital sehingga bisa dilihat, dibaca dan disebarkan hanya dengan sentuhan jari di layar smartphone. Informasi tersebut biasanya tersebar di dalam media sosial seperti Istagram, Twitter, Path, Whatsapp, Facebook serta Blog.
Fenomena ini tidak hanya berdampak positif, sebaliknya banyaknya informasi yang tersebar juga berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah tersebarnya berita bohong, palsu atau lebih dikenal dengan berita hoaks. Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Dampak negatif yang ditimbulkan dari berita hoaks adalah pemicu kepanikan sosial, pengalihan isu, penipuan publik dan pembuang-buang waktu. Berita hoaks merupakan ancaman yang serius bagi kehidupan sosial masyarakat. 

Penyebaran berita yang kontennya bohong akan mengakibatkan kegaduhan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu diperlukan formula cerdas untuk mengikis habis tersebarnya berita hoaks tersebut. Setiap informasi yang ada di internet biasanya berupa rangkaian kata, simbol maupun gambar. Informasi tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis, atau yang lebih dikenal dengan literasi baca-tulis. 

Kemampuan ini merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yakni, literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital dan literasi budaya dan kewargaan. Literasi baca tulis merupakan literasi awal yang umumnya lebih dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis atau tidak buta aksara. Seiring perubahan zaman, literasi baca-tulis mempunyai makna yang luas sebagaimana deklarasi Unesco menyebutkan bahwa literasi baca tulis terkait dengan kemampuan mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-macam persoalan. 

Kemampuan literasi baca tulis seseorang menjadi pembeda dalam menerima informasi yang bertebaran di internet, banyaknya informasi yang tersebar baik itu berita yang benar maupun bohong (hoaks) ditengah-tengah masyarakat dengan mudah disaring jika memiliki kemampuan literasi baca tulis yang baik. Sebaliknya, jika kemampuan literasi baca tulis seseorang itu kurang baik maka dengan mudah terpengaruh berita hoaks dengan ikut serta menyebarkannya.

SAGUSABLOG
Permasalah-permasalahan yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi informasi harus disikapi dengan tindakan nyata. Ikatan Guru Indonesia (IGI) sebagai wadah guru-guru Indonesia merespon dengan cepat dampak negatif tersebut, dengan mengadakan perlatihan membuat blog bagi para guru yang diberi nama SAGUSABLOG. Program ini diharapkan bisa menciptakan guru-guru indonesia yang melek teknologi. Guru yang melek teknologi bisa menularkan ilmu nya kepada generasi penerus bangsa dengan membuat tulisan-tulisan yang bermanfaat demi men- counter berita-berita hoak yang tersebar di era digital melalui internet.

0 komentar:

Posting Komentar